PENGERTIAN RUMAH ADAT PAKPAK
Suku Pakpak merupakan sebuah
suku yang tersebar di berbagai daerah di Sumatra, seperti Kabupaten
Pakpak Bharat, Dairi, Tapanuli Utara dan Tengah (Kelasen), serta Aceh
Singkil (Boang). serta Saat ini, nama suku pakpak bisa dibilang nyaris
kalah populer dengan suku Batak bahkan di wilayah Sumatra Utara sendiri.
Hal ini tentu sangat disayangkan, karena suku pakpak sesungguhnya
memiliki warisan budaya yang unik dan tak kalah kaya dibandingkan dengan
suku Batak. Bahkan, warisan budaya suku pakpak yang bersifat fisik
seperti rumah adat pun tidak hanya memiliki manfaat fungsional, namun
juga mencerminkan prinsip-prinsip kehidupan masyarakat Pakpak yang
berlandaskan keharmonisan, musyawarah, gotong royong, serta berbagai
semangat adat positif lainnya. Setiap unsur dalam rumah adat Pakpak
melambangkan filosofi hidup serta cara pandang anggota suku dalam
menghadapi hidup.
Fungsi Rumah Adat Pakpak
Secara umum, rumah adat
Pakpak memiliki fungsi sebagai semacam majelis atau tempat berkumpul
bagi anggota suku serta tokoh-tokoh adat untuk mengadakan berbagai
upacara tradisional, ritual adat, maupun bermusyawarah untuk mengambil
keputusan. Biasanya, sebuah rumah adat Pakpak berisi barang-barang
tradisonal khas seperti instrumen musik serunai, seruling dan genderang,
sordan, taratoa, dan patung berwujud para ksatria adat atau panglima.
Rumah adat Pakpak mudah dikenali dari ornamen khas seperti bentuk atap
lengkung segitiga yang menunjukkan tiga unsur dari struktur kedudukan
keluarga sesuai adat, yaitu yang terdiri dari saudara lelaki, perempuan,
serta keponakan. Tangga yang menghubungkan antara tanah dengan pintu
rumah biasanya dibuat dalam hitungan angka genap; anak tangga yang
berjumlah ganjil hanya boleh dibuat apabila pemilik rumah tersebut
adalah keturunan raja alias marga tanah.
Filosofi Rumah Adat Pakpak
Salah satu ciri unik dari
rumah adat Pakpak adalah pintu masuk yang diletakkan di bagian kolong
rumah, dimana hal ini melambangkan sikap rendah hati dan tidak sombong.
Bentuk atap yang melengkung oleh suku pakpak dianggap sebagai keberanian
dalam menjunjung tinggi adat walaupun menghadapi resiko yang berat. Di
atas lengkungan atap, diletakkan tanduk kerbau yang secara tradisi
merupakan lambang keberanian, jiwa ksatria, serta kepahlawanan. Dua buah
‘binangun’ alias tiang besar diletakkan di depan rumah sebagai simbol
sepasang suami istri yang rukun dalam kehidupan berumahtangga, sementara
satu balok besar alias ‘melmellon’ yang dipasang di bagian depan rumah
merupakan simbol dari semangat persatuan, gotong royong dan musyawarah
untuk mufakat. Di sebuah rumah adat suku pakpak biasanya terdapat gambar
mirip lidah payung, yang menyimbolkan jiwa pemimpin yang pengayom dan
penuh kasih, hingga memeroleh kepercayaan penuh dari rakyatnya. Hal yang
sama juga tercermin dari pilo-pilo dalam bentuk segitiga di muka rumah,
yang merupakan simbol hubungan baik yang timbal balik antara pemimpin
yang dikasihi dengan masyarakat yang harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar