Senin, 20 Maret 2017

Hubungan Antara Kebudayaan dan Seni di Indonesia

Hubungan Antara Kebudayaan dan Seni di Indonesia

Perkembangan seni moderen di Indonesia sebagai segi dari perubahan budaya tentu adalah sebuah dari pertanyaan yang lebih luas mengenai pengaruh seni. Pada perdebatan antara pihak timur dan barat mengenai mederenisasi dan westerenisasi? Karena pengaruh itu berpengaruh pada kehidupan barat yang semakin lama semakin masuk kewilayah timur secara menyeluruh.

Secara empiris dapat terlihat bahwa seni yang berkembang di Indonesia telah mengalami stilisasi dari dunia luar, seperti halnya pada masa dunia luar masuk kewilayah aceh ataupun Indonesia pada masa silam yang mereka rata-rata adalah pedagang yang tentunya sudah pasti banyak sisi kebudayaan yang masuk keindonesia yang terus-menerus menjadi awal kebudayaan baru yang menjadikan seni mempunyai banyak pengaruh dari dunia luar.

Antara Kebudayaan dan Seni di IndonesiaIndonesia terkenal sebagai daerah yang dimasuki oleh masyarakat purba dari wilayah cina selatan (teori). Secara kondisional pula Indonesia telah dimasuki banyak daerah seperti halnya pada masa penjajahan dan masa globalisasi 2020 yang itupin akan sangat berpengaruh pada perkembangan dunia kebudayaan yang mengarah pada seni kebudayaan. Jelas terlihat bahwa kebudayaan Indonesia ini tidak dapat dijadikan hak paten masa lalu tetapi selepas Indonesia Merdeka barulah timbul hal yang seperti ini dan bukan tidak mungkin ini adalah stilisasi dari masa terdahulu yang menjdi kebiasaan. Nah jika hal itu terlah benar terjadi. Berarti Indonesia telah mempunyai penggayaan baru dari dunia luar akan han seni dan kebudayaan.

Pendifinisian seni dan kebudayaan secara mendasar juga saling berkaitan yang juga saling berhubung. Dan seni di Indonesia telah terkontaminasi dari duni luar. Hal ini juga berpengaruh pada seni terdahulu. Jika digaris bawahi sifat manusia dahulu adalah nomaden artinya tidak ada yang memurnikan unsure seni sebagai hak kecuali untuk pengaruh latar yang menjadikan tempat. Terlihat bahwa unsure kebudayaan indonesia juga dimiliki oleh orang lain hanya terdapat hal yang dimiliki oleh daerah untuk membedakan sebagai popularitas kabangsaan.

Seni Kriya Tenun dari Nusa Tenggara Timur

Seni Kriya Tenun dari Nusa Tenggara Timur


Seni Kriya Tenun yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.

Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif  binatang hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi seperti :

  1. Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
  2. Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
  3. Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
  4. Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
  5. Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
  6. Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
  7. Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
  8. Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
  9. Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni) 

Seni Kriya Tenun dari Nusa Tenggara Timur
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi sebab kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh sebab dalam  proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya berdasar imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi mempunyai harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dilihat dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada sebab ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan mempunyai nilai spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana  penutup dan pelindung tubuh, lalu berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang adalah bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi  permintaan/ kebutuhan konsumen.


Dalam perkembangannya, kerajinan tenun adalah salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada biasanya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di  Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :

  1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat sebab pembentukan motifnya melalui proses  pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif  pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi
  2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
  3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana  proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan  benang-benang yang telah diwarnai.


Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga)  jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada biasanya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan sebab masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan sepeti : proses  pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai itu antara lain : naphtol, direck,  belerang dan zat warna reaktif.  Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan  penghematan obat zat pewarna.

Dari ketiga jenis tenunan itu diatas maka  penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :

  1. Tenun Ikat : penyebarannya nyaris merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
  2. Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
  3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.




Motif Dalam Seni Ukir di Sumatera Selatan

Motif Dalam Seni Ukir dan Kerajinan di Sumatera Selatan


Sewet Songket

Sewet Songket adalah kain yang biasanya digunakan atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini bersahabat dengan kemban atau selendang. Bahan sewet songket ini ditenun secara cermat dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain  Sewet Songket adalah kain yang biasanya digunakan atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini bersahabat dengan kemban atau selendang. Bahan sewet songket ini ditenun secara cermat dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain. Oleh sebab itu sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni tinggi maka harganya cukup mahal. Biasanya digunakan pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan. Pakaian songke lengkap yang dikenakan oleh pengaten, biasanya dengan Aesan Gede (kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan Gandek (Gandik) dan sebagainya.

Motif Dalam Seni Kerajinan di Sumatera Selatan

Macam-macam Kain Songket:

  1. Songket benang mas Lepus dan warna-warni
  2. Songket benang mas Lepus Biasa
  3. Songket benang mas Lepus Jando Beraes (Hijau,merah dan Kuning)
  4. Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah)
  5. Songket benang emas Bungo Inten
  6. Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar
  7. Songket benang emas pulir Biru
  8. Songket emas Kembang Siku Hijau
  9. Songket benang emas Bungo Cino
  10. Songket benang Pacik
  11. Songket benang emas Cukitan


Sewet Tanjung

Sewet tajung adalah kain yang khusus di pakai untuk laki-laki kalau wanita ada kain Tajung khususnya pula yang disebut dengan kain Tajung Blongsong sedangkan kain Tajung khusus untuk pria adalah yang disebut dengan Gebeng dan ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak.Sewet Sewet Tajung dalam pembuatannya memakai benang emas meskipun tak penuh. Macam-macam Sewet Tajung adalah:

  1. Limar
  2. Limar PatutPetak-petak berwarna (Merah, Kuning, Biru, abu-abu dan lain sebagainya
  3. Gerbik
  4. Blongsong (khusus wanita)


Sewet Pelangi dan Jumputan Kain pelangi ini sangat beraneka ragam dan sangat indah. Bahannya pun dari benang kain sutra serta cat khusus yang tidak luntur. Pembuatannya tetap secara tradisional.
Sewet pelangi permukaannya licin dan halus serta bias dikepal dengan tangan sedangkan kain atau sewet Jumputan itu bunga-bunganya tampak seperti di jemput-jemput dengan benang sewaktu perebusan sehingga selesainya menjadi indah dan bagus.
Sewet Peradan    Sewet Peradan juga disebut Sewet Prada kain yang sudah jadi lalu di Prada dengan cat emas yang khusus untuk mengecat kain. Biasanya kain yang di prada adalah kain yang bagus baik bahan atau motifnya.
Sewet Batik Palembang  Selain kain-kain yang itu diatas ada juga kain batik. Batik Palembang memiliki cirri ; khusus dengan motif yang halus dan warnanya yang magis. Sewet Batik Palembang yang terkenal adalah Sewet Batik Jepri dan Batik Lasem.

Motif Dalam Seni Ukir di Sumatera Selatan

Motif Dalam Seni Ukir  di Sumatera Selatan

Dalam pola atau bentuk ukiran kayu, dua elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari penjelmaan sesuatu pola khususnya dalam motif dan tehnik penyusunan selain berpungsi sebagai nilai artistik dan Ventilasi (Lobang Angin) juga memiliki fungsi berarti filsofi Seperti kita temui di bangunan-bangunan lama rumah Palembang dan bangunan lainnya banyak ditemui ukiran-ukiran kayu yang indah dan menarik sengga menampakan keanggunan dan keagungan budaya negeri dan masyarakat pembuatnya. Seni ukir Palembang mempunyai motif khusus yang berbeda dengan daerah lain. Pengaruh Cina atau Budha masih menonjol, namun guratannya lebih didominasi tumbuhan, bunga melati dan teratai serta tidak ada gambaran mengenai manusia atau hewan. Ciri ukiran Palembang sangat khas.  Semua motifnya bunga dan perwarnannya pun di dominasi warna kuning keemasan, warna dominan dalam ukiran Palembang. Kemilau warna yang dihasilkan dari cat warna emas inilah yang membedakannya dengan ukiran daerah lain, seperti misalnya dari Jepara. Badan lemari, daun pintu, tutup Aquarium atau bingkai cermin dan foto, misalnya selalu disaput cat warna emas. Sementara bagian lainnya dilapisi warna merah tua dan hitam. Gambar bunga mawar dengan warna hitam makin menonjolkan penampilan ukiran kayu Palembang. Biasanya jenis kayu yang digunakan untuk mengukir pun wajib lah jenis kayu tembesu yang keras dan kuat. Padahal dulu, ukiran Palembang hanya terbatas pada lemari yang fungsinya untuk menaruh kain songket. Bahan yang digunakan umumnya kayu berkualitas tinggi, terutama tembesu dan sejenisnya.

TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT

UNSUR SENI TARI

Unsur-Unsur Seni Tari

Apa saja unsur yang terdapat dalam seni tari?  Unsur-unsur dalam tari terdiri atas beberapa jenis, unsur-unsur itu adalah satu kesatuan yang tidak dapat diabaikan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dalam tari unsur-unsur itu adalah ; (a) Gerak, (b) Tenaga, (c) Irama atau ritme, (d) Ruang, (e) wirasa dan (f) harmonis.

Unsur-Unsur Seni Tari

(a) Gerak
Gerak adalah medium utama dalam tari, sebab gerak adalah bahan baku atau subtansi dasar dari tari. Ide gagasan bermula dari gerak keseharian, bermain, olah raga, dan sebagainya lalu diolah kedalam bentuk stilasi dan distorsi  lalu di dikomposisikan dan disusun berdasar kebutuhan ungkapan tarian sehingga menjadi satu komposisi atau koreografi. Terdapar dua jenis gerak tari yaitu gerak maknawi adalah gerak yang mempunyai arti, dan gerak murni gerak tari yang tidak mempunyai arti khusus dimana ungkapan gerak seutuhnya untuk keindahan gerak semata.
Wiraga yaitu kemampuan penari dalam melakukan/menarikan gerak dengan benar dan baik.
Unsur-Unsur Seni Tari

(b) Tenaga
Tenaga dalam tarian terdiri atas tenaga kuat dan tenaga lembut, keduanya digunakan untuk mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak juga untuk membedakan adanya gerak yang bervariasi.
Baik tenaga kuat atau tenaga lebut keduanya dalam tari digunakan sesuai dengan kebutuhan ungkapan tarian seperti karakter,tema dan yang lainnya. Oleh sebab itu melalui unsur tenaga dapat membedakan jenis tarian yang satu dengan lainnya.

(c) Ritme / Irama
Ritme / irama adalah gerakan lambat, sedang dan cepat dalam tarian, setiap tarian dibawakan dengan ritme yang bervariasi sehingga tampak lebih menarik.
Wirahma yaitu kemampuan penari dalam melaksanakan penghayatan secara musical.

(d)Ruang
Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk kebutuhan gerak. Gerak yang dilakukan dalam ruang dapat dibedakan ; (1) ruang sebagai tempat pentas dapat berupa arena, panggung proscenium, atau tempat pertunjukan lainnya. (2) ruang diciptakan oleh penari saat membawakan tarian. Ketika penari menarikan gerak burung ruang yang digunakan akan lebih luas dibandingkan ketika penari menarikan gerak semut.

(e) Wirasa
Unsur-Unsur Seni Tari
Yaitu kemampuan penari dalam mengekspresikan dan menghayati tarian yang dibawakan sehingga mampu menentukan sifat atau karakter tarian. Seperti ekspresi tari gagah, ekspresi tari halus, ekspresi tari lincah dan sebagainya.

(f)  Harmonis
Yaitu keserasian serta keterpaduan dari seluruh komponen tari yaitu ; wiraga, wirahma, dan wirasa saat penari menari diatas panggung.


PENGERTIAN SENI RUPA

Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli

Seni Rupa adalah salah satu bagian kesenian yang penerapannya berbentuk dua atau tiga dimensi sebab memiliki panjang dan lebar, serta volume. Seni rupa adalah ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

Seni rupa adalah seni yang cara pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa, yang meliputi unsur garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Seni rupa adalah realisasi dari sebuah imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya seni. Sehingga dalam berkarya seni tak akan kehabisan ide dan imajinasi.

Lebih jauh mengenai seni, ya seni sangat mempengaruhi kehidupan manusia saat ini. Bisa kita bayangkan jika hidup tanpa seni, pasti tak akan berawarna dan tentunya membosankan. Dan itulah salah satu fungsi seni, yakni untuk memuaskan hati manusia akan keindahan yang bisa menyemangati hati dan pikiran. Seni rupa sendiri juga begitu, seperti batik yang coraknya melambangkan sesuatu dan mempunyai makna tersendiri.

Seni sendiri berasal dari bahasa sansekerta (sani) yang berarti ‘pemujaan, persembahan dan pelayanan’. Jadi, kata itu punya kaitan yang erat dengan upacara keagamaan yang juga disebut dengan ‘kesenian’. Padmapusphita berpendapat bahwa, seni itu berasal dari kata ‘genie’ (bahasa Belanda) yang dalam bahasa latin berarti ‘genius’, tu maknanya seni adalah kemampuan luar yang dibawa sejak lahir. Sedangkan jika menurut kajian yang terdapat dalam ilmu eropa disebut dengan ‘art’ yang bisa diartikan sebagai artivisual dari suatu benda yang melaksanakan suatu kegiatan tertentu.

Seiring dengan perkembangan zaman, bermunculan bermacam-macam macam pendapat yang cobalah disampaikan oleh para ahli di dunia ini untuk sekedar mendeskripsikan mengenai seni dari sudut pandang mereka. Berikut beberapa pendapat para ahli tersebut.

Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli


Pengertian seni menurut Alexander Baum Garton.
Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli
Alexander Baum Garton

Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif, serta menjadikan setiap orang yang meilhat atau mendengarnya merasa bahagia.

Pengertian seni menurut Emmanuel Kant.

Seni adalah suatu impian yang tidak bisa direalisasikan dengan rumus-rumus tertentu.

Pengertian seni menurut everyman encyclopedia.

Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang, namun bukan berdasar pada dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan atas kehendak kenikmatan, kemewahan ataupun kebutuhan spriritual.

Pengertian seni menurut Leo Tolstoy.

Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang lalu diungkapkan pada orang lain dengan harapan agar mereka bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh penciptanya.

Pengertian seni menurut Aristoteles.

Seni adalah usaha peniruan yang dilakukan pada alam, tetapi sifatnya wajib ideal.

Pengertian seni menurut Plato dan Rousseau.

Seni adalah hasil peniruan dari alam dengan segala seginya.

Pengertian seni menurut ensiklopedia Indonesia.

Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli
Ki Hajar Dewantara
Seni adalah ciptaan dari segala hal yang keindahanya mampu membuat orang merasa senang saat mendengar ataupun melihatnya.

Pengertian seni menurut Ki Hajar Dewantara.

Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari perasaan yang bersifat indah, sehingga mampu menggetarkan hati dan perasaan manusia.

Pengertian seni menurut Akhdiat Karta Miharja.

Seni adalah perbuatan manusia yang mencoba untuk merefleksikan kenyataan dalam sebuah karya atau bentuk yang isinya mempunyai daya tarik untuk membangkitkan suatu pengalaman tertentu dalam alam rohani.

Pengertian seni menurut Prof. Drs. Suwaji Bastomi.

Seni adalah aktifitas batin yang melibatkan pengalaman estetis yang diungkapkan dalam sebuah bentuk agung, yang lalu mampu membangkitkan rasa haru dan takjub.

Pengertian seni menurut Drs. Sudarmaji.

Seni adalah segala bentuk manifestasi batin serta pengalaman estetis yang melibatkan media bidang, garis, tekstur, warna, volume, serta gelap dan terang.

Pengertian seni menurut Nandawan L. Hasanah.

Seni adalah ekspresi jiwa yang mempunyai unsur keindahan dan diungkapkan melalui suatu media tertentu yang bersifat nyata dan bisa dinikmati oleh kelima panca indera.

Pengertian seni menurut Popo Iskandar.

Seni adalah sebuah hasil ungkapan emosi yang ingin ditunjukkan kepada orang lain dalam hidup berkelompok/bermasyarakat.

Pengertian seni menurut Schopenheur.

Eni adalah segala macam usaha yang dilakukan untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.

Pengertian seni menurut Eric Ariyanto.

Seni adalah kegiatan rohani atau aktifitas batin yang lalu direfleksikan dalam bentuk karya yang bisa membangkitkan perasaan senang dari orang lain yang mendengar atau melihatnya.

Dari penjabaran beberapa pendapat di atas bisa kita simpulkan bahwa seni itu adalah hasil dari aktifitas batin yang lalu direfleksikan dalam bentuk suatu karya yang lalu mampu membangkitkan perasaan senang dari orang lain yang meihat atau mendengarnya. Dalam pengertian ini yang dikategorikan sebagai seni adalah seluruh kegiatan yang mampu menghasilkan suatu karya yang indah.

PAKAIYAN ADAT JAWA

PAKAIYAN JAWA

1. PAKAIAN ADAT  JAWA BARAT

Jawa Barat memiliki pakaian adat yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan. Perbedaannya mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya.
Pakaian untuk laki-laki pada umumnya adalah baju takwa dan celana warna hitam, dilengkapi dengan kain dodot dan tutup kepala bendo terbuat dari kain batik halus bermotif sama dengan kain dodot. Untuk kesempatan resmi, pakaian perempuan Priangan dilengkapi dengan sehelai selendang berwarna sama dengan kebaya dan alas kakinya berupa sandal selop.
Pada bagian kebaya dari leher sampai ujung bawah kebaya surawe terdapat hiasan dari pasmen, demikian pula pada sekeliling lengan dan pada seputar bawah kebaya. Sebagai penyambung belahan kebaya digunakan peniti.
Sementara itu, masyarakat Cirebon mengenakan baju sorong atau baju kurung. Selain kebaya, kain batik juga digunakan oleh semua lapisan masyarakat di Priangan maupun di Cirebon. Penggunaan kain batik dengan dililitkan pada bagian bawah badan, dari pinggang hingga ke pergelangan kaki. Untuk memperkuat dililitkan beulitan atau sabuk pada pinggang pemakai.
Kelengkapan pakaian bagi kaum perempuan juga diperhatikan. Mereka pada umumnya memakai perhiasan gelang emas atau perak, gelang bahar, suweng pelenis baik yang terbuat dari emas atau perak, dan ali meneng. Sementara kaum laki-laki pada umumnya memakai cincin emas, hiasan jas di bagian dada, yang terdiri dari rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau.




PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :
  • Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut dengan JAS TAKWA.
  • Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif bebas.
  • Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
  • Penutup kepala / BENDO
  • Kalung
  • Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
  • Alas kaki atau selop
  • Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA

PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :
  • Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik
  • Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
  • Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk mengancangkan kain KEBAT DILEPE
  • Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
  • Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
  • kalung
  • Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya



Pakaian Adat Jawa Tengah

Ditulis oleh Dwi jo
Nama pakaian adat Jawa Tengah adalah kain kebaya, gambar pakaian adat Jawa Tengah dan keterangannya silahkan dilihat pada penjelasan dibawah ini. Pulau Jawa adalah salah satu pulau dengan penduduk terpadat dan bermacam kebudayaan ada didalamnya.
Setelah kemarin saya menulis tentang kebudayaan yang ada di Riau dan tentang pakaian adat Jawa Barat, sekarang mari kita bahas tentang pakaian adat Jawa Tengah. Di Jawa ada bermacam-macam pakain adat yang dikenakan dalam acara penikahan maupun dalam acara adat lainnya.
Pakaian Tradisional Jawa Tengah
Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian Tradisional Jawa Tengah
Pakaian Adat Jawa Tengah
Yang paling populer dari pakaian adat Jawa Tengah adalah pakaian setelan kain kebaya, kain kebaya yang ada di Jawa Tengah berbeda motif jika dibandingkan kebaya dari Yogyakarta maupun daerah lain.
Biasanya yang membedakannya adalah pada motif batik serta model setelan cara pemakaian kain kebaya-nya. Kalau dilihat sepintas, pakaian adat Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.
Macam-macam pakaian adat Jawa Tengah seperti yang terlihat pada gambar di atas merupakan warisan budaya nenek moyang yang patut kita lestarikan dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jawa.
Home » 1. Sumatera » Pakaian Adat » Pakaian Adat Bangka Belitung, Gambar, dan Penjelasannya Pakaian Adat Bangka Belitung, Gambar, dan Penjelasannya Administrator Add Comment 1. Sumatera, Pakaian Adat Rabu, 27 Juli 2016 Provinsi Bangka Belitung adalah sebuah provinsi kepulauan yang terletak di sekitar selat Malaka. Provinsi yang baru berdiri pada 9 Februari 2001 lalu ini terdiri atas 470 pulau dengan 2 pulau besar yang sangat terkenal, yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung. Letaknya yang sangat strategis dalam jalur perdagangan laut di masa silam membuat akulturasi budaya masyarakat Bangka Belitung dengan masyarakat pendatang sangat jelas terasa. Salah satu contoh bentuk akulturasi tersebut misalnya dapat kita temukan pada pakaian adat Bangka Belitung yang akan kita bahas pada penjelasan berikut ini. Pakaian Adat Bangka Belitung Pakaian adat Bangka Belitung bernama baju seting dan kain cual. Berdasarkan kepercayaan dan keterangan banyak orang tua asli penduduk Bangka Belitung, pakaian adat tersebut awalnya dibawa oleh saudagar Arab yang menikah dengan gadis Cina di sekitar Kota Mentok. Karena terbilang menarik, masyarakat asli Bangka Belitung kemudian mulai menggunakan jenis pakaian yang sama dan memadukannya dengan budaya setempat. 1. Baju Seting; Pakaian Adat Babel untuk Pengantin Perempuan Baju seting sendiri berupa baju kurung biasa dengan warna merah yang dibuat dari kain beludru atau kain sutra. Baju ini dipadukan dengan bawahan berupa kain cual –sering juga disebut kain lasem atau kain besusur. Berbeda denan baju seting, kain cual sendiri merupakan kain asli budaya Bangka Belitung yang dibuat dengan metode tenun ikat. Motif yang digunakan untuk kain cual tersebut ada 2 jenis yaitu motif corak penuh (motif Penganten Bekecak), dan motif ruang kosong (motif Jande Bekecak). Penampakan kain cual dapat Anda lihat pada gambar di bawah ini. Sekilas tentang Kain Cual Cual Bangka awalnya dikenal dengan nama Limar Muntok. Dilihat sekilas, motif kain ini akan tampak seperti kain songket khas Palembang. Akan tetapi, jika diperhatikan dengan teliti, terdapat perbedaan pada bentuk motif hiasannya, yaitu berupa bentuk-bentuk bunga, seperti bunga cempaka dan bunga cengkeh, atau motis tumbuhan dan hewan. - Wikipedia Selain menggunakan baju atasan dan kain bawahan, penganti perempuan akan mengenakan beberapa aksesoris yang melengkapi dan mempercantik penampilannya saat menggunakan pakaian adat Bangka Belitung tersebut. Aksesoris tersebut antara lain mahkota emas dengan ornamen khusus yang disebut paksian; teratai atau penutup dada yang dikenakan pada baju; Kembang cempaka, Kembang goyang, Daun bambu, Kuntum cempaka, Pagar tenggalung, Sari bulan, dan Tutup sanggul atau kembang hong untuk hiasan kepala; Kalung Anting panjang; Sepit udang atau hiasan di samping telinga kiri dan kanan, Gelang Pending untuk ikat pinggang; dan hiasan Ronce Melati pada bajunya. Baca Juga : Pakaian Adat Palembang Sumatera Selatan 2. Pakaian Adat untuk Pengantin Laki-Laki Untuk pengantin laki-laki, masyarakat asli Bangka Belitung menggunakan sebuah jubah panjang khas jubah arab dengan warna merah tua. Jubah tersebut dilengkapi oleh selendang atau selempang yang disampirkan pada bahu kanan. Untuk bawahan, mereka menggunakan celana panjang biasa dengan warna kain yang sama. Baik jubah maupun celana bawahan dilengkapi dengan pernik dan motif yang serupa dengan pakaian adat Bangka Belitung pengantin perempuan. Selain itu, ada pula alas kaki khusus yang digunakan, yaitu yang bernama pending selop atau sandal Arab. Nah, demikian ulasan mengenai pakaian adat Bangka Belitung dan penjelasannya. Keunikan dan nilai historis dari baju yang dihasilkan dari perpaduan budaya Melayu, Arab, dan Cina ini. Semoga bisa menambah kecintaan kita terhadap warisan nenek moyang kita. Salam!

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-bangka-belitung.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Home » 2. Jawa » Pakaian Adat » Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Administrator Add Comment 2. Jawa, Pakaian Adat Senin, 08 Agustus 2016 Suku Jawa merupakan suku mayoritas masyarakat Indonesia. Dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa, budaya Jawa menjadi budaya yang paling dikenal di Nusantara. Budaya Jawa sendiri terdiri atas banyak elemen yang menyusunnya, salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat suku Jawa sendiri memiliki banyak motif dan model. Salah satu di antaranya yang hingga kini masih tetap lestari karena digunakan secara turun temurun adalah pakaian Jawi Jangkep dan kebaya yang kini telah ditetapkan sebagai pakaian adat Jawa Tengah. Berikut ini akan kami jelaskan mengenai pakaian adat Jawa Tengah tersebut mulai dari asal-usul, sejarah, kelengkapan, jenis-jenis, dan penjelasan nilai-nilai filosofisnya. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih dalam seputar budaya Jawa, silakan simak pembahasan berikut ini. Pakaian Adat Jawa Tengah Ada banyak ragam jenis busana adat Jawa Tengah. Namun, di artikel kali ini akan kami batasi 2 jenis pakaian saja yang akan dibahas. Kedua pakaian tersebut adalah pakaian resmi dan pakaian pengantin adat Jawa. Pakaian Adat Jawa Tengah 1. Pakaian Resmi Adat Jawa Tengah Pakaian resmi adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep adalah pakaian pria yang terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk keperluan adat. Jawi jangkep terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga, bawahan berupa kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berupa blangkon, serta aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki). Berikut ini adalah gambar seorang pria yang mengenakan pakaian Jawi Jangkep tersebut. Sementara kebaya adalah pakaian adat wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung, konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang, serta kipas. Dalam praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial si pemakainya. Kebaya Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua sisinya. Baca Juga : Pakaian Adat Jawa Timur Kain Tapih Pinjung Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik digunakan dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan lilitan, digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang stagennya. Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi berwarna cerah. 2. Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Selain pakaian resmi, dikenal pula beberapa pakaian pengantin adat dalam budaya Jawa Tengah. Jenis pakaian pengantin sendiri amatlah beragam tergantung dari acara apa yang sedang dihadapi. Untuk diketahui, dalam pernikahan adat Jawa, terdapat beberapa upacara yang harus dijalani oleh sepasang mempelai. Upacara tersebut antara lain upacara midodareni, upacara ijab, upacara panggih, dan upacara setelah panggih. Dalam setiap upacara tersebut, pengantin wajib mengenakan beberapa jenis pakaian yang antara lain sebagai berikut. Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Upacara Midodareni Pada upacara midodareni, pakaian pengantin pria adalah baju Jawi Jangkep yang terdiri atas baju atela, sikepan, udeng,sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, dan selop. Sementara wanitanya menggunakan busana sawitan. Busana tersebut terdiri dari kebaya berlengan panjang, stagen, dan kain jarik bercorak batik. Upacara Ijab Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik, sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria disini terdiri dari dodot bangun tulak, kuluk matak petak, sabuk dengan timang dan cinde, stagen, celana panjang berwarna putih, keris warangka ladrang, dan selop. Upacara Panggih Dalam upacara panggih, kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa Tengah bernama busana basahan. Busana ini terdiri dari kemben, dodot bangun tulak (kampuh), selendang sekar cinde abrit (sampur), dan kain jarik bermotif cinde sekar merah. Selain itu, beberapa perhiasan juga dilekatkan pada tubuh pengantin. Untuk pria, perhiasan tersebut adalah kalung ulur, cincin, timang/epek, bros, dan buntal, sementara untuk pengantin wanita yaitu cunduk mentul, centung, jungkat,kalung, cincin, gelang, bros, subang, dan timang. Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Upacara Setelah Panggih Dalam upacara setelah panggih, kedua mempelai menggunakan busana kanigaran (wanita) dan busana kapangeranan (pria). Busana kanigara terdiri dari baju kebaya sebagai atasan, kain jarik, stagen, dan selop. Sedangkan busana kapangeranan terdiri dari stagen, kuluk kanigoro, sabuk timang, kain jarik, baju takwo, keris warangka ladrang, dan selop. Nah, itulah sekilas pemaparan yang dapat kami sampaikan mengenai pakaian adat Jawa Tengah dan penjelasannya. Semoga dapat menambah pemahaman dan wawasan budaya kita terhadap budaya bangsa. Salam.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-jawa-tengah.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Home » 2. Jawa » Pakaian Adat » Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Administrator Add Comment 2. Jawa, Pakaian Adat Senin, 08 Agustus 2016 Suku Jawa merupakan suku mayoritas masyarakat Indonesia. Dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa, budaya Jawa menjadi budaya yang paling dikenal di Nusantara. Budaya Jawa sendiri terdiri atas banyak elemen yang menyusunnya, salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat suku Jawa sendiri memiliki banyak motif dan model. Salah satu di antaranya yang hingga kini masih tetap lestari karena digunakan secara turun temurun adalah pakaian Jawi Jangkep dan kebaya yang kini telah ditetapkan sebagai pakaian adat Jawa Tengah.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-jawa-tengah.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Home » 2. Jawa » Pakaian Adat » Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin Administrator Add Comment 2. Jawa, Pakaian Adat Senin, 08 Agustus 2016 Suku Jawa merupakan suku mayoritas masyarakat Indonesia. Dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa, budaya Jawa menjadi budaya yang paling dikenal di Nusantara. Budaya Jawa sendiri terdiri atas banyak elemen yang menyusunnya, salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat suku Jawa sendiri memiliki banyak motif dan model. Salah satu di antaranya yang hingga kini masih tetap lestari karena digunakan secara turun temurun adalah pakaian Jawi Jangkep dan kebaya yang kini telah ditetapkan sebagai pakaian adat Jawa Tengah.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-jawa-tengah.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

PROVINSI NANGGRO ACEH

 
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) Ibukota nya adalah Banda Aceh


Berdiri :7 Desember 1959
Dasar Hukum : UU 24/1956
Letak :Pulau Sumatera ( 2º-6ºLU dan 95º-99ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : BL
Luas Wilayah : 57.365,57 km².
Bandar Udara : Sultan Iskandar Muda (Blang Bintang - Banda Aceh)
Pelabuhan Laut : Balohan (Sabang)
Pahlawan : Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Nyak Arief, Sultan Iskandar Muda,dll.

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Syah Kuala (UNSYIAH),Universitas Iskandar Muda (UNIDA) Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), IAIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh
(Lhokseumawe), Universitas Abulyatama (Kota Baro, Aceh Besar), Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK), Politeknik Negeri Lhokseumawe

Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging masak pedas,
Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai kepala ikan, Meuseukat, Kanji Rumbi,dll.

Obyek Wisata : Taman Nasional Gunung Leuser, Mesjid Raya Baiturrahman, Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Anuek Laot, Iboih, Bekas Kerajaan Samudera Pasai, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Putroe Phang, Pinto Khop, Danau Laut Tawar, Perpustakaan Islam Tanah Abee (khusus menyimpan buku-buku Islam), Museum Negeri Banda Aceh, Gunongan (sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan), Benteng Indrapatra dll.

Peninggalan Sejarah :  
1.Kherkoff, Kuburan Belanda yang membuktikan perlawanan
rakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda.
2. Makam Sultan Iskandar Muda, yang merupakan simbol kejayaan dari Kerajaan Aceh pada masa lalu.

Industri dan Pertambangan : Pabrik Semen Andalas, Pupuk AAF, Minyak,Emas, dan Perak.

Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman, Tari Ranup Lam Puan, Tari Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari Aceh Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh, Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen Aceh, Tari Bungong Seulanga Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh, Tari Saman Jaton Aceh, Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi Aceh, Tari Likok Puloe Aceh, Tari Didong Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle, Tari Aceh Dara Meukipah Tari Aceh Top Pade. 

Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
Senjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.
Lagu Daerah :Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Sepakat Segenap.
Suku : Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan Pulau
Bahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.
Pakaian Adat : Pidie dan Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
Pakaian adat tradisional Aceh biasa adalah Ulee Balang, pakaian tersebut biasanya digunakan oleh para raja dan keluarganya.

Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna : Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)

Alat Musik Tradisional : SERUNE KALEE (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, Rifai